Kabar gembira, vaksin pertama Malaria siap diluncurkan
Ilmuwan menemukan sebuah vaksin malaria, yang saat ini dalam
tahap akhir pengetesan. Vaksin nantinya akan memberikan kontribusi penting.
Sebuah langkah penting memerangi malaria
baru saja dilakukan sejumlah ilmuwan. Para ilmuwan mengklaim langkah penting
ini akan mencegah jutaan kasus yang terjadi di penjuru dunia.
Ilmuwan menemukan sebuah vaksin malaria, yang saat ini dalam tahap akhir pengetesan. Vaksin nantinya akan memberikan kontribusi penting untuk mengontrol penyakit. Perusahaan obat GlaxoSmithKline, pengembang vaksin, sudah mendapatkan lisensi dari Badan Obat-obatan Eropa (EMA) untuk vaksin RTS,S yang dikembangkan.
Kabar tersebut cukup menggembirakan karena RTS,S adalah vaksin malaria pertama yang sudah melewati pengetesan hingga tingkat lanjut. Tes melibatkan 15.500 anak-anak dan balita di sub-sahara Afrika, wilayah dengan penyakit malaria terbesar.
Dengan penggunaan dosis yang tepat, tiga dosis RTS,S, disebutkan mampu menurunkan kasus klinis malaria. Dokter mengonfirmasi, vaksin menurunkan jumlah orang sakit malaria hingga 36% setelah empat tahun.
Sayang, waktu yang dibutuhkan terlalu lama. Laporan dari jurnal The Lancet juga menyebutkan, vaksin juga tak efektif untuk anak-anak kecil. Tapi, di luar kelemahan RTS,S sambutan positif layak diberikan.
Profesor Brian Greenwood, profesor obat-obatan tropis klinis di London Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan: "Meski kemanjurannya melebih waktu, RTS,S memiliki banyak manfaat."
Ilmuwan menemukan sebuah vaksin malaria, yang saat ini dalam tahap akhir pengetesan. Vaksin nantinya akan memberikan kontribusi penting untuk mengontrol penyakit. Perusahaan obat GlaxoSmithKline, pengembang vaksin, sudah mendapatkan lisensi dari Badan Obat-obatan Eropa (EMA) untuk vaksin RTS,S yang dikembangkan.
Kabar tersebut cukup menggembirakan karena RTS,S adalah vaksin malaria pertama yang sudah melewati pengetesan hingga tingkat lanjut. Tes melibatkan 15.500 anak-anak dan balita di sub-sahara Afrika, wilayah dengan penyakit malaria terbesar.
Dengan penggunaan dosis yang tepat, tiga dosis RTS,S, disebutkan mampu menurunkan kasus klinis malaria. Dokter mengonfirmasi, vaksin menurunkan jumlah orang sakit malaria hingga 36% setelah empat tahun.
Sayang, waktu yang dibutuhkan terlalu lama. Laporan dari jurnal The Lancet juga menyebutkan, vaksin juga tak efektif untuk anak-anak kecil. Tapi, di luar kelemahan RTS,S sambutan positif layak diberikan.
Profesor Brian Greenwood, profesor obat-obatan tropis klinis di London Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan: "Meski kemanjurannya melebih waktu, RTS,S memiliki banyak manfaat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar