Senin, 29 Juni 2015

VIDEO: Kisah kue ibu untuk anakku yang akan membuatmu menangis

VIDEO: Kisah kue ibu untuk anakku yang akan membuatmu menangis



Kisah anak yang marah besar dan malu jika harus berjualan kue hingga kemudian merantau. Apa yang terjadi kemudian akan membuat kita menangis.

Alkisah tinggalah seorang ibu yang bekerja sebagai penjual kue di sebuah dusun kecil. Ibu tersebut mempunyai dua putra, anak pertama sudah cukup dewasa umurnya sedangkan yang bungsu masih bayi.

Suatu hari sang ibu menyuruh anak pertama untuk menjajakan kuenya karena beliau harus mengurus adiknya yang bayi. Bukannya mendapat respon yang patuh namun si anak pertama justru marah besar, dia malu jika harus berjualan kue. Puncaknya dia memilih meninggalkan rumah untuk merantau.

Sepuluh tahun kemudian, anak pertama merasa bersalah karena sudah pergi meninggalkan ibu dan adiknya. Dia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah saat lebaran. Di perjalanan dia mampir ke sebuah pasar untuk membeli buka puasa. Disana dia melihat seorang anak kecil yang gigih menjual kue namun sayang tak laku-laku. Karena merasa kasihan dia akhirnya memberi anak kecil itu uang tanpa membeli kuenya.

Namun betapa terkejutnya dia saat melihat anak kecil itu justru memberikan uang pemberiannya kepada pengemis.

Anak pertama : Hei, kamu kenapa memberikan uang itu kepada pengemis?
Anak kecil : Karena aku bukan pengemis dan tidak boleh mengambil uang. Pesan ibuku pengemis adalah kerja orang yang tak berusaha.

Karena merasa penasaran dengan anak kecil itu, akhirnya dia membuntutinya untuk mengetahui siapa ibunya. Namun hal yang menyesakkan dada sungguh terjadi ketika dia tahu siapa ibu dari anak kecil tersebut.

Tonton videonya di bawah ini:

Seram, hewan raksasa berbentuk pipa ditemukan di dasar laut

Seram, hewan raksasa berbentuk pipa ditemukan di dasar laut




Baru-baru ini penyelam menemukan spesies baru hewan raksasa berbentuk pipa di dasar laut Tasmania, Australia.

Baru-baru ini penyelam menemukan spesies baru hewan raksasa berbentuk pipa di dasar laut Tasmania, Australia.

Hewan ini memiliki bentuk pipa besar yang lembek layaknya tabung tiup dengan nama pyrosome. Warnanya putih namun bisa berubah menjadi biru-hijau yang menyala terang jika didekati makhluk lain. Kegiatannya setiap hari adalah menghisap partikel-partikel dalam air.

“Pyrosome ini sebenarnya adalah kumpulan dari ribuan makhluk hidup kecil yang menggandakan dirinya dengan masing-masing individu yang mampu membetuk koloni tersendiri,” ungkap Rebecca Halm, ahli biologi kelautan dikutip dari Deep Sea News.

Hewan ini akan terus tumbuh setiap harinya tergantung individu yang terus menggandakan diri. Panjangnya bisa mencapai lebih dari 12 meter. Hewan ini biasa hidup di kedalaman 500 hingga 700 meter di bawah permukaan air laut.

Ini videonya :


Kemegahan gedung Garuda ini tinggal kenangan, kini rata dengan tanah

Kemegahan gedung Garuda ini tinggal kenangan, kini rata dengan tanah




Saat ini gedung yang pernah menjadi lambang kedigdayaan Indonesia itu sudah dihancurkan rata dengan tanah.

Gedung Garuda Pancasila yang merupakan peningggalan Presiden Soeharto itu kini hilang rata dengan tanah.
Hasil pantauan dari satelit menunjukkan pada tahun 2006 hingga 2013, keberadaan gedung yang biasa disebut Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) masih berdiri kokoh. 

Akan tetapi saat ini, gedung yang pernah menjadi lambang kedigdayaan Indonesia itu sudah dihancurkan rata dengan tanah. Gedung yang terletak di Jalan Narogong KM 23, No 176, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, benar-benar menyerupai burung garuda raksasa pun tinggal kenangan.




GGTI juga memiliki 456 kamar dan dilengkapi aula yang mampu menampung lebih dari 3.000 orang, lengkap dengan sarana olah raga, Helipad dan beberapa kamar khusus di bagian ekornya.

Gedung yang dibangun pada Agustus 1995 ini awalnya digunakan untuk penginapan atlet sekaligus menumbuhkan semangat garuda bagi para atlet dalam bertanding. Sejak beroperasi pada tahun 1996, kamar-kamar gedung ini sudah pernah ditempati oleh para tamu dan ekspatriat yang berkantor di sekitar Jabotabek. Mereka adalah para eksekutif dari indusrti-industri yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Gedung Garuda ini dibangun dengan kucuran dana sekitar Rp 75 miliar. Waktu itu rupiah masih kokoh di angka Rp 2.194/dollar. Waktu itu, Amerika Serikat (AS) maupun Eropa meyakini bahwa Indonesia kelak akan menjadi salah satu naga Asia.


Namun sayangnya, seiring bergesernya waktu bangunan megah tersebut semakin terpuruk dan ditinggal peminatnya. Keberadaannya semakin menyedihkan dan benar-benar menderita. Ilalang mulai menutupi, tembok-temboknya dijadikan coret-coretan dan tempelan pamflet tak beraturan.

Kini, gedung garuda itu sudah benar-benar tiada karena telah diratakan dengan tanah. Tragis memang, gedung megah yang bisa menjadi kebanggan bangsa Indonesia tersebut tidak malah mendapat perawatan yang layak namun justru dihancurkan rata dengan tanah.